SAMA YANG TAK SAMA

Di sebuah dunia yang penuh warna, dua orang duduk berdampingan. Keduanya merokok. Sekilas tampak sama, asap mengepul dari bibir mereka, racun masuk ke dalam tubuh mereka, dan kesehatan mereka perlahan-lahan menurun. Namun bila ditelisik lebih dalam, ternyata ada perbedaan besar di balik kesamaan itu.

Yang pertama adalah seorang dokter. Ia tahu segala hal tentang bahaya rokok, dari nikotin yang adiktif, karbon monoksida yang merusak paru-paru, hingga risiko tinggi terkena kanker dan penyakit jantung. Ia bahkan pernah memberikan ceramah tentang pentingnya berhenti merokok kepada pasien-pasiennya. Namun, ia sendiri tetap merokok. Dengan sadar. Dengan tahu. Dengan ilmu.

Yang kedua adalah seorang pria sederhana dari pelosok kampung. Ia hanya tamat SD. Tak pernah belajar biologi, tak pernah baca jurnal kesehatan, bahkan iklan bahaya merokok pun tak selalu bisa ia pahami. Merokok adalah budaya yang diwariskan. Ia melihat ayahnya, pamannya, tetangganya merokok. Maka ia pun mengikutinya. Ia tidak tahu. Ia tidak paham risiko yang sedang ia telan setiap hari.

Keduanya melakukan kesalahan yang sama: merokok. Tapi apakah keduanya layak dinilai sama?

Kesalahan yang Disertai Pengetahuan

Dalam moralitas dan etika, kesalahan yang dilakukan dengan sadar dan pengetahuan seringkali dianggap lebih berat. Mengapa? Karena ia tahu, tapi tetap memilih jalan yang salah. Ia mengerti, tapi menolak untuk bertindak benar. Dalam konteks ini, dokter tadi menanggung beban kesalahan yang lebih besar. Ia bukan hanya membahayakan dirinya, tapi juga menciptakan contoh yang membingungkan bagi orang-orang yang memandangnya sebagai figur pengetahuan dan kepercayaan.

Kesalahan Karena Ketidaktahuan

Sebaliknya, pria kampung itu melakukan kesalahan karena tidak tahu. Ia tidak pernah diajarkan bahwa tindakannya itu berbahaya. Ia tidak pernah diberi akses pada pengetahuan yang memadai. Ini bukan untuk membenarkan tindakannya, tapi untuk memahami. Dalam hukum pun dikenal istilah actus reus (perbuatan salah) dan mens rea (niat jahat). Kesalahan tanpa niat, seringkali dilihat lebih ringan karena minim kesadaran dan kehendak buruk.

Mengapa Ini Penting?

Seringkali kita terlalu cepat menghakimi. “Dia juga merokok, sama saja.” Padahal dunia tidak sesederhana itu. Kesadaran, pengetahuan, dan tanggung jawab membuat perbedaan besar. Tindakan yang sama bisa berasal dari motif dan latar belakang yang berbeda dan itu membuatnya tidak identik di mata moral.

Mungkin kita semua pernah salah. Tapi mari kita tanyakan pada diri kita: Apakah kita tahu bahwa itu salah? Dan jika tahu, mengapa kita tetap melakukannya?

Itulah yang membedakan kesalahan biasa dengan kesalahan yang disengaja. Dan dari situlah, ukuran tanggung jawab moral dimulai.


Jika Anda ingin versi lebih panjang, ilmiah, atau bernada sastra, saya bisa bantu kembangkan.

Komentar

Postingan Populer