SUBJEKTIF, OBJEKTIF, DAN INTERSUBJEKTIF
saya mendapat istilah ini pertamakali dari buku karya Yuval Noah Harari yang berjudul "sapiens", dibuku tersebut Yuval Noah Harari membagi realitas menjadi tiga seperti pada judul artikel ini. Yuval Noah Harari memberikan definisi, contoh, serta dampak yang dapat ditimbulkan oleh ketiga realitas tersebut. di artikel ini, saya akan memberikan hal yang sama namun dengan sudut pandang saya yang saya sederhanakan agar mudah untuk kita mengerti.
kita mulai dari subjektif, subjektif adalah segala sesuatu yang muncul berdasarkan keyakinan. misalnya, seorang anak yakin bahwa ia hidup bersama dengan orangtua kandungnya tanpa ia tahu bahwa itu benar atau tidak orangtua kandungnya, ia tidak punya data terkait hal tersebut misalnya tes DNA, atau ada saksi yang bisa membuktikkan, atau bukti ilmiah lainnya, intinya dia yakin dan inilah yang disebut dengan subjektif.
masalahnya, keyakinan subjektif ini berbahaya jika pada sudut pandang yang radikal, misalnya dia yakin bahwa membunuh umat beragama lain yang tidak sesuai sudut pandangnya adalah jalannya menuju ke surga maka tentu dia akan melakukannya dan hal ini memang terjadi pada mereka yang terlibat dalam kelompok terorisme. Mereka tidak punya bukti ilmiah bahwa mereka akan ke surga, mereka hanya yakin dan keyakinan itu diwujudkan dalam bentuk tindakan.
semua orang punya pandangan subjektifnya masing-masing, hal itu karena genetik yang terekspresi, keadaan ekonomi, faktor pendidikan, dan lingkungan tempat dia hidup. karena hal ini sangat kompleks, maka sulit sekali mengubah pandangan subjektif seseorang, terbukti bahwa dari suatu referensi kitab suci yang sama orang bisa memiliki pandangan subjektif yang berbeda-beda. Contoh sederhana, referensinya Alkitab (kitab suci umat kristen) namun ada yang menjadi Katolik dan mengagungkang maria serta berdoa kepada santo, ada yang menjadi protestan dan tidak menerima konsep mengangungkan maria serta santo, ada yang menjadi Pantekosta dan berbahasa roh, ada yang bahkan tidak makan babi seperti advent, ada yang bahkan tidak percaya jika Yesus adalah Tuhan dan hanya percaya bahwa Yesus adalah ciptaan seperti saksi Yehova.
referensinya sama, sudut pandangnya bisa berbeda-beda. perlu diketahui bahwa ini bukan hanya terjadi didunia spritual yang sangat subjektif, ini juga terjadi didunia sains. Misalnya, Darwin dan Russel Wallace, mereka berdua melakukan pendekatan penelian evolusi dengan referensi-referensi yang memiliki sudut pandang observasi tentang variasi spesies namun Wallace yakin bahwa walaupun ada proses evolusi itu semua tidak lepas dari campur tangan Tuhan sementara Darwin tidak menyetujui pandangan tersebut.
ini juga terjadi di fisika, Einstein VS Bohr misalnya ketika mereka sama-sama meyakini persamaan di fisika quantum namun Eisntein lebih skeptis ketika dikatakan bahwa dalam ranah tertentu dunia ini memiliki ketidarteraturan hingga quotes terkenal Eisntein muncul "Tuhan tidak bermain dadu."
beralih dari subjektif, kita pergi ke ranah objektif. Objektif adalah segala sesuatu yang bisa diukur dan telah terbukti pengukurannya secara ilmiah. misalnya, ketika kita mengatakan bahwa obat A adalah obat yang dapat menurunkan kadar gula darah berlebih dan obat tersebut sudah mengalami pengujian in vitro, in vivo, serta uji klinis dan terbukti secara statistik dengan toleransi 0,05 obat itu dapat mengatasi gula darah berlebih maka dapat dikatakan hal itu objektif.
contoh yang lebih sederhana lagi, ketika dirumah kita mati lampu maka ada dua kemungkinan yaitu pemantik Miniature Circuit Breaker turun atau yang kedua yaitu memang mati lampu massal karena ada permasalahan langsung dari PLN setempat, ketika kita belum memastikan apakah masalahnya di Miniature Circuit Breaker maka itu disebut subjektif namun ketika kita sudah memastikannya serta memvalidasinya dengan melihat 10 rumah lainnya disekitar kita juga mati maka itu adalah hal yang objektif.
ketiga, realitas intersubjektif. realitas intersubjektif ini adalah hal yang sebenarnya tiada kemudian diadakan lalu akan tiada kembali. Misalnya "Odol", "Odol" sebenarnya adalah merk pasta gigi yang sudah menjadi top of mind orang Indonesia, "Odol" bukan sesuatu yang benar-benar nyata walaupun pasta gigi itu sendiri nyata, "Odol" adalah ide yang diwujudkan dalam bentuk brand sehingga dia ada dan terbukti sekarang "Odol" sudah tidak ada dan telah tergantinkan dengan merk-merk lain. Contoh realitas intersubjektif lain adalah nama jalan, negara, budaya, dan hal-hal yang bisa dirasakan bersama namun berada diarea subjektif dan objektif.
lalu realitas mana yang paling baik?
jawabannya ketiganya sama baiknya ketika digunakan dengan benar untuk tujuan keselamatan dan kesejahteraan manusia, jika realitas subjektif itu membuat kita menolong orang lain entah itu karena alasannya surga, pahala, atau sejenisnya maka baiklah realitas subjektif tersebut namun jika membuat kita menjadi kacau maka buruklah realitas subjektif tersebut. begitu juga dengan realitas objektif, jika kita tidak memandang secara objektif hal-hal yang harus kita pandang secara objektif maka celakalah kita, misalnya jika kita sakit malaria dan kita malah memilih realitas subjektif untuk percaya bahwa ini bukan malaria tetapi disantet oleh tetangga padahal hasil laboratorium secara ilmiah membuktikan bahwa itu terukur adalah malaria maka kita sesungguhnya sedang membawa petaka bagi diri kita.
begitu juga dengan realitas intersubjektif, pembantaian bangsa Yahudi oleh Nazi yang merupakan realitas intersubjektif yang diciptakan oleh Hitler sungguh adalah suatu kelakukan yang biadab dan sangat merugikan banyak pihak. Namun, realitas intersubjektif seperti membuat sebuah organisasi non profit untuk menolong sesama adalah realitas intersubjektif yang baik.
kesimpulannya, ketiga realitas tersebut hanyalah tools seperti pisau. pisau bisa digunakan untuk memotong bahan-bahan masakan, bisa digunakan untuk memotong tali, bisa digunakan untuk membunuh orang lain, bisa digunakan untuk merampok toko emas, dan banyak sekali fungsi pisau. Pisau tidak pernah salah, pisau tidak pernah berbuat jahat, pisau hanyalah pisau dan dia hanyalah tools dimana fungsinya tergantung yang menggunakan pisau tersebut.
Komentar
Posting Komentar