HITAM PAHIT IHSG
Pagi ini saya menonton sebuah Podcast Leon Hartono yang mengundang seseorang untuk membahas perjalanannya menncapai 100 Milyar Rupiah. Awalnya saya tidak terlalu banyak berekspektasi, saya anggap saja podcast biasa sembari menemani saya ngopi dan menikmati pencetus kanker. Namun, ditengah-tengah perjalanan saya menonton Podcast ini, saya melihat pembahasannya makin tepi jurang, bukan kaget, karena saya tahu persis apa yang ia sampaikan, tetapi saya pikir, berani sekali ia membuka tabir gelap pasar saham Indonesia ditengah banyaknya ilusi optimisme dari para influencer penipu.
Anak muda pemberani ini bilang kalau di pasar saham Indonesia itu Order Book bisa dimanipulasi, ia menjelaskan di menit 12:05 bahwa Bandar dapat memanipulasi tampilan permintaan (bid) dan penawaran (offer) saham. Mereka bisa memasang antrean beli (bid) yang sangat tebal untuk menciptakan kesan palsu bahwa ada banyak peminat pada saham tersebut, yang memancing investor ritel untuk ikut membeli. Dia menambahkan bahwa antrean tebal itu bisa dicabut dalam sekejap, diikuti dengan penjualan besar-besaran (guyuran) yang membuat harga anjlok dan investor ritel terperangkap.
Saya sendiri setuju dengan anak muda ini, sebagai OKB alias orang kaya baru dan pemain baru di pasar saham, pengetahuan anak muda ini cukup dalam juga. Ia paham betul bahwa dibeberapa Emiten, Bandar bisa menciptakan Ilusi dasar yang kokoh untuk mengenjutsu ritel, Bandar sudah seperti Itachi Uchiha di Anime Naruto. Bagi investor ritel, bid tebal terlihat seperti jaring pengaman raksasa. Logika ritel-ritel tolol ini terutama mereka yang baru join ke dunia saham akan berkata, "Tidak mungkin harga akan jatuh menembus level itu, karena ada pembeli raksasa yang siap menadah." padahal Faktanya tidak demikian.
Anak muda ini juga mengatakan di menit 07:55 bahwa news bisa Ehm, ia jelaskan bahwa harga saham seringkali sudah bergerak naik atau turun sebelum berita resminya dirilis. Ini menunjukkan adanya pihak-pihak yang sudah mengetahui informasi tersebut lebih dulu. Selain itu, ia juga menjelaskan dengan baik di menit 15:53 bahwa News itu bisa dibayar. Ia jelaskan bahwa ada oknum yang sengaja membayar media untuk menyebarkan berita positif (namun tidak akurat atau dilebih-lebihkan) untuk "memompa" harga saham. Setelah harga naik, Bajingan-bajingan yang membayar news akan menjual sahamnya dan meninggalkan investor ritel tolol dengan air mata darah.
Ketika dikejar Leon tentang Tier dari media, dia katakan bahwa yang bisa dibayar adalah media Tier rendah. Entah dia tidak tahu atau pura-pura supaya main aman karena ia pikir jika diskusinya ini sudah terlalu ditepi jurang dan bisa menimbulkan delik (FYI, berdasarkan informasi di podcast tersebut, dia mengakui kalau latar belakangnya adalah Sarjana Hukum dan pernah bekerja di FIRMA). Saya coba cari bahasa agar tidak terkena delik, Jika media Tier 1 bisa dibayar, Maka mungkin harganya sangat mahal. Silahkan disimpulkan sendiri, hanya kecerdasan Anda yang bisa membuat Anda paham dan terselamatkan.
Poin terakhir yang membuat saya berkerut adalah karena dia berani menyinggung soal permainan pada IPO, pada menit 22:51, ia menjelaskan dimana ketika suatu perusahaan pertama kali melantai di bursa, saham yang seharusnya ditawarkan kepada publik bisa jadi sebagian besar diserap kembali oleh pihak-pihak yang terafiliasi dengan emiten itu sendiri melalui berbagai mekanisme aliran dana (fund flow). Tentu tujuannya supaya mereka tetap menguasai medan dan bisa menentukan arah harga, mau ARA atau ARB. Saya setuju ketika ia katakan tentang hal ini, ditambah Leon mengkonfirmasi apa yang saya tahu yakni apa yang tertulis belum tentu seperti yang terjadi dilapangan, misalnya, ada 20% dimasyarakat, itu belum tentu 20% dimasyarakat, bisa jadi 10% disupirnya, supirnya toh juga masyarakat, wkwkwkwkwk.
intinya pintar-pintarlah kamu dipasar saham, sebenarnya bukan pasar saham saja sih, didunia ini, kalau kamu orang kecil dan tidak pintar sebenarnya kamu rantai makanan terakhir. didalam Podcast itu juga mereka setuju, dimenit 01:00:55 dibahas bahwa dalam ekosistem finansial market, investor ritel seringkali menjadi pihak yang paling rentan dan berada di posisi bawah dalam "rantai makanan" pasar modal.
memang begitulah dunia bekerja, jadi kamu harus selalu siap dengan cara dunia bekerja, semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar