TRADING SAHAM DAN OTAK YANG SUDAH KALAH DULUAN

    Banyak orang pikir kekalahan di trading itu karena salah analisis, kurang indikator, atau berita yang tiba-tiba keluar. Tapi kalau kita mau jujur, banyak kekalahan justru terjadi karena kita sudah kalah duluan di dalam kepala kita sendiri.

    Saya tidak sedang berbicara soal semangat, motivasi, atau kesabaran. Saya sedang berbicara tentang satu hal yang dibuktikan oleh riset ilmiah dan saya lihat langsung di banyak orang—termasuk diri saya sendiri—yaitu keletihan kendali diri, yang dalam psikologi disebut ego depletion.




    Penelitian Baumeister tahun 1998 menyebutkan bahwa kontrol diri itu seperti energi. Dia bisa habis. Dan kalau sudah habis, kita tidak bisa berpikir jernih lagi. Kita tidak bisa mengambil keputusan logis. Kita tidak bisa menahan dorongan sesaat. Dan dalam dunia trading, ini adalah resep untuk bencana. Saya pernah mengalami ini. Bangun dengan niat kuat untuk tidak open posisi tanpa konfirmasi. Tapi setelah menatap layar 4 jam, baca semua berita, scroll grafik, bolak-balik cek grup saham, tiba-tiba jari saya menekan tombol buy. Saat itu saya merasa yakin, tapi dua jam kemudian saya sadar—yang menekan tombol itu bukan saya yang waras, tapi saya yang lelah.

    Dan di situlah bahayanya.

    Banyak trader berpikir mereka masih dalam kendali. Padahal sebenarnya, kendali itu sudah hilang sejak mereka menghabiskan energi untuk menolak sinyal-sinyal bodoh sejak pagi. Mereka tidak sadar bahwa setiap keputusan kecil—buka chart, baca komentar, tahan emosi karena saham naik tanpa mereka, semua itu menguras tenaga mental. Begitu baterai itu habis, keputusan-keputusan yang keluar adalah keputusan dari diri kita yang paling lemah. Bukan dari versi kita yang logis, tapi dari versi kita yang emosional, impulsif, dan ingin cepat selesai.

    Ego depletion ini diam-diam. Dia tidak terlihat. Tapi dampaknya besar. Dia membuat kita melanggar sistem kita sendiri, masuk saat tidak boleh masuk, tahan saat seharusnya cut loss, dan bahkan membuat kita meyakini bahwa keputusan salah itu benar hanya karena kita sudah capek untuk berpikir ulang. Saya jadi paham kenapa banyak trader pemula terlihat disiplin hanya di awal hari. Tapi makin sore makin ngawur. Bukan karena berubah karakter. Tapi karena kendali dirinya sudah habis dipakai sejak pagi.

    Solusinya bukan motivasi. Bukan mental baja. Tapi sistem yang membatasi beban pikiran. Sistem yang membatasi exposure ke informasi. Sistem yang tahu bahwa manusia punya batas. Karena kalau kita terus memaksa otak untuk waspada, disiplin, dan rasional tanpa henti, kita sedang membuat bom waktu di dalam kepala kita sendiri. Dan saat itu meledak, market akan menyambut kita dengan tangan terbuka dan menyedot sisa uang yang kita miliki. Dan yang lebih menyedihkan, kita bahkan tidak sadar bahwa kita yang menyerahkan uang itu sendiri. Bukan karena kita bodoh. Tapi karena kita terlalu lelah untuk bertahan jadi cerdas.

Komentar

Postingan Populer