RAHASIA SUKSES DEDDY CORBUZIER

Deddy Corbuzier adalah orang yang sangat sukses secara karir ataupun keuangan jika dibandingkan artist seangkatannya, tentu akan banyak orang yang ingin tahu, apasih rahasia sukses Deddy Corbuzier, berawal dari Pesulap, Host Talk Show, Podcaster, sampai menjadi Pengusaha Media paling sukses ditahun 2025. Tentu, kita tidak bisa mengetahui secara pasti rahasia sukses Deddy Corbuzier tetapi setidaknya melalui pola-pola yang ada, saya akan memaparkan apa saja yang saya lihat dan bisa saya bagikan kepada Anda.

Pertama, Deddy Corbuzier ini melakukan teknik Amatin, Tiru, dan Modifikasi. Saat menjadi seorang pesulap, Deddy Corbuzier meniru 3 orang pesulap paling sukses yaitu Max Maven (penampilan), Eugene Burger (Cara bicara), dan Uri Geller (Performance / Jenis Permainan). Ketika orang tersebut adalah pesulap dengan aliran mentalism paling sukses dan paling terkenal di Amerika, sehingga ketika Deddy Corbuzier meniru 3 yang terbaik maka ia menjadi yang terbaik di Indonesia.


selain meniru tokoh, Deddy Corbuzier juga meniru acara sulap atau reality show luar negeri yang sangat sukses yaitu Phenomenon dimana pada rality show Phenomenon, ada para orang-orang yang diklaim memiliki bakat pribadi dan mereka dikomentari oleh dua orang magician paling terkenal dan dianggap paling hebat di Amerika yaitu Criss Angel dan Uri Geller. Deddy Corbuzier mengambil konsep ini dan kemudian membuat versi Indonesianya yaitu The Master.



The Master sangan identik dengan Phenomenon bahkan pertunjukannya juga dicopy utuh, Pada episode 3 Phenomenon yang tayang pada 7 November 2007, pesulap Eran Raven tampil dengan aksi menggunakan beberapa ular di dalam toples, termasuk dua ular berbisa dan satu ular tidak berbisa. Ia secara tidak sengaja digigit oleh ular non-venomous (tidak berbisa) di salah satu toples, namun tetap melanjutkan atraksan dan berhasil menyelesaikan pertunjukkannya. Bagian ini dicopy oleh Deddy Corbuzier dimana peserta dengan nama Samuel atau yang dibranding sebagai Sam White juga melakukan pertunjukan yang sama dengan adegan tergigit ular yang mirip.




Deddy Corbuzier ini bukan orang bodoh, dia tahu persis apa yang sukses di Amerika dan dia tiru hal itu di Indonesia seperti bagaimana China sukses meniru barang-barang dari negara lain dan membuat versi mereka sendiri. Deddy Corbuzier juga bukan asal tiru, dia pembelajar sejati. Saya cukup yakin bahwa seorang Deddy Corbuzier membaca karya-karya seperti How to Be a Mentalist karya Simon Winthrop dan Pure Effect karya Derren Brown.

Mengapa?

Demian Aditya sebagai salah satu mantan member Pentagram (komunitas sulap Deddy Corbuzier) mengatakan, saat ia masih berada di Pentagram, Deddy Corbuzier pernah memberikan ia tugas untuk pergi ke Bandara, mengidentifikasi orang mulai dari cincin, pakaian, dll. Tujuannya adalah melatih diri mengenali karakter dan psikologi seseorang termasuk perilaku seseorang. Hal ini begitu mirip dengan apa yang dituliskan oleh Simon Winthrop di How to Be a Mentalist.




Deddy Corbuzier juga disetiap Shownya selalu memberikan story telling, selalu ada narasi, mulai dari Ayahnya sampai hal-hal filosofis seperti Russian Roullete. Ini persis seperti Filosofi Mentalism yang disebarkan oleh Derren Brown khususnya dalam bukunya yang berjudul Pure Effect. Tidak hanya sampai disana, saat membuat Hitam Putih, Deddy Corbuzier mengulang kesuksesan yang sama dengan meniru berbagai Talk Show sukses.

Deddy Corbuzier meniru The Oprah Winfrey Show dalam hal Fokus pada kisah hidup tamu yang menyentuh, transformasi personal, dan momen emosional, Dr. Phil dimana Tamu datang dengan masalah pribadi atau trauma, Piers Morgan's Life Stories yaitu Gaya wawancara mendalam tentang kehidupan tamu dari sudut personal, dan Inside the Actors Studio dimana Wawancara mendalam dan filosofis, eksplorasi emosi dan pengalaman hidup tamu, bukan sekadar hiburan.



Tidak berhenti sampai disana, Deddy Corbuzier saat membuat podcast juga meniru Joe Rogan dan dimodif (3,2,1 Close The Door), Jordan Peterson dimana awalnya close The Door disetting untuk tema serius: maskulinitas, krisis sosial, logika, nilai hidup. Terbukti, lagi-lagi ini sukses bahkan menjadi Podcast nomor 1 atau Podcast Paling sukses.




Kedua, Deddy Corbuzier ini larut sepenuhnya. Ketika ia memutuskan untuk berkarir sebagai Mentalist Profesional, ia benar-benar mendalami karakter itu, kemana-mana penampilannya selalu sama. Ia bahkan latihan keras didepan cermin. Saat memilih jurusan kuliah, Deddy Corbuzier juga memilih jurusan yang mendukung karirnya yaitu Psikologi, dimana saya yakin betul bahwa ia memilih Psikologi karena pengaruh buku-buku mentalism yang dia baca karena banyak menekankan psikologi.




Ketiga, ia seorang pembelajar sejati. Ia baca banyak buku, ia adalah seorang magician yang pertamakali mempopulerkan Publicity Stunt dan mustahil kalau dia tidak membaca Corinda - 13 Steps to Mentalism karena Corindalah magician yang mempelopori filosofi Publicity Stunt dimana Corinda meyakini bahwa satu show besar jauh lebih penting untuk karir seorang magician dibanding ribuan show kecil karena show besar dapat menarik perhatian media dan meningkatkan viralitas kalau menggunakan istilah modern saat ini.



Keempat, Deddy Corbuzier sangat adaptif dan nampaknya ia memahami betul teori darwin soal evolusi dimana yang bertahan adalah yang bisa beradaptasi dan bukan yang paling kuat. Ketika magician lain Fanatik terhadap profesi tersebut, Deddy Corbuzier tidak demikian. Deddy tahu bahwa ia mencintai sulap tapi ia juga sadar bahwa cinta mati adalah suatu hal yang bodoh dan tidak akan membuatnya berkembang. Itu sebabnya ia mulai mencari alternatif lain, mulai dari menjadi Youtuber, hingga akhirnya berhasil membuat medianya sendiri yaitu Close The Door.



Kelima, Deddy Corbuzier itu bukan orang yang mudah menyerah. Ia memang hebat tapi bukan berarti tidak pernah gagal, magic shopnya kurang laku dan tutup, Magic Cafenya juga kurang laku dan tutup, konten-konten Youtube awalnya juga tak sesukses Deddy Corbuzier saat ini dibuat, ia telah melewati berbagai kegagalan dan bisa bertahan serta pantang menyerah, itulah yang menjadi salah satu faktor penentu mengapa Deddy Corbuzier bisa tetap eksis dan lebih sukses dari waktu ke waktu.


Keenam, memanfaatkan ilmu Psikologi seutuhnya. Untuk bagian ini, ini asumsi saya pribadi, saya bisa salah dan saya tidak menuduh sama sekali, hanya prasangka saja. Saat Deddy Corbuzier blunder melawan Captain Vincent, karirnya hampir tamat, ia dihujat oleh begitu banyak netizen, dia kehilangan follower besar-besaran dan hampir saja karirnya habis. Namun bukan seorang Deddy Corbuzier kalau tidak tahu caranya menangani permasalahan ini. Deddy Corbuzier itu latar belakangnya psikologi dan dia paham betul tentang Manajemen Kesannya Erving Goffman, Social Identity Theory dari Tajfel & Turner, termasuk Cognitive Dissonance Reduction dari Leon Festinger. Solusinya, ya Anda tahulah apa yang dilakukan Deddy Corbuzier dan terbukti karirnya kembali naik lagi.


Itulah analisis saya, mengapa Deddy Corbuzier ini bisa sangat sukses dan tetap sukses luar biasa, semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan Populer