LEBIH BAIK COLI DARIPADA MAIN SAHAM

Ada satu kebiasaan bodoh yang terus diulang oleh investor dari zaman neneknya Warren Buffett sampai hari ini. Dan yang lebih lucu lagi, orang-orang itu sadar kebodohannya, tapi tetap diulang. Namanya Disposition Effect. Kalau Anda belum tahu, ini penyakit mental paling umum di dunia investasi: jualan saham yang naik terlalu cepat, dan nyangkut saham yang jatuh terlalu lama. 

Keren ya? Enggak. Ini penyakit, dan saya yakin 90% investor ritel kena.

Contohnya gini:

Saham Anda naik 8%, Anda buru-buru jual. Tapi saham lain yang turun 45%, Anda tahan mati-matian sambil ngomong: “Tenang aja, belum dijual kok, belum rugi.”

Kalau Anda masih mikir kayak gitu, maaf, Anda bukan sedang investasi. Anda sedang kabur dari berjudi tanpa perhitungan matang, walaupun Anda untung, jangan bodoh, judipun bisa untung.

Shefrin dan Statman sudah teriak dari 1985. Ini bukan teori receh dari youtuber saham, ini riset beneran. Mereka analisis ribuan data investor dan hasilnya? Orang lebih cepat jual saham yang untung daripada saham yang rugi.


Lah bukannya harusnya dibalik?

Kenapa bisa begitu?
Karena otak manusia lebih suka merasa benar daripada benar-benar untung.
Jual saham yang untung = ego naik.
Jual saham yang rugi = ego remuk.
Jadi orang lebih rela kehilangan uang daripada kehilangan harga diri.
Padahal pasar nggak peduli harga diri Anda. Pasar cuma kasih hadiah ke yang logis.

Saya tahu rasanya. Dulu saya juga pernah mikir, “Ah, sabar aja, nanti balik lagi.”
Tapi yang balik bukan harga sahamnya. Yang balik cuma rasa sesal.

Coba pikir:
Kalau saham A naik, Anda buru-buru keluar.
Kalau saham B turun, Anda sabar kayak biksu.
Itu bukan strategi.
Itu ilusi, kebodohan, mending Anda coli daripada main saham karena Anda hanya memuaskan diri Anda dengan dopamin, dopamin coli jauh lebih baik karena Anda tidak kehilangan uang Anda.

Dan kalau Anda terus ngikutin ilusi itu, portofolio Anda lama-lama bukan cuma merah, tapi membusuk.

Solusinya bukan ikut seminar motivasi.
Solusinya cuma satu: kenali ego Anda.
Kalau Anda berani cut loss 10%, maka Anda harus berani tahan saham bagus sampai naik 100%.
Tapi sayangnya, kebanyakan orang kebalik.
Cut profit 5%, tahan rugi sampai pensiun.

Kalau Anda baca ini dan mulai tersindir, bagus.
Itu artinya Anda masih bisa diselamatkan.
Karena banyak orang udah terlalu jauh terjebak dan nggak bisa ditolong.

Jadi saya tutup tulisan ini dengan satu kalimat sederhana:
“Belum dijual bukan berarti belum rugi.”
Kalau masih belum paham, ya silakan saja nyangkut lagi.

Komentar

Postingan Populer