CARA MENJADI JENIUS YANG TIDAK JENIUS
Ada sebuah buku berjudul The Hidden Habits of Genius. Penulisnya Craig Wright, profesor dari Yale. Namanya berat. Sekolahnya berat. Gelarnya berat. Tapi isinya? Ringan sekali. Ringan seperti janji motivator yang jualan harapan palsu di seminar berbayar. Saya bahkan curiga, ini bukan buku tentang jenius. Ini buku tentang bagaimana cara menipu orang pakai kata-kata keren.
Dari awal dia sudah terjebak atau saya duga sengaja menjebak. Dia bilang kerja keras bisa membuat seseorang jadi jenius. Tapi dia tidak pernah menjelaskan bagaimana cara mengevaluasi kerja keras itu ketika tujuannya adalah sesuatu yang belum pernah ada. Ini seperti bilang, kalau kamu coli dengan cara yang benar, kamu akan jadi ayah dari revolusi. Tapi tidak pernah dijelaskan apa itu "cara yang benar." Kalau gagal? Salahmu. Kamu kurang benar. Ini bukan logika ilmiah. Ini agama baru berkedok sains.
Penulis terus mengulang-ulang pola yang sama. Dia kasih satu tokoh hebat. Lalu dia kutip kata-katanya. Lalu dia simpulkan sesuatu yang tampaknya masuk akal. Tapi ketika kita bedah lebih dalam, semua itu hanyalah korelasi yang dipaksa jadi kausalitas. Karena Einstein suka berpikir beda, maka berpikir beda membuat jenius. Padahal bisa jadi Einstein berpikir beda karena dia memang jenius sejak lahir. Mana yang sebab, mana yang akibat? Tidak ada yang jelas. Tapi karena pembacanya kebanyakan tidak kritis, semua terlihat seperti kebenaran.
Saya mencoba bersabar, membaca tiap bab dengan niat baik. Siapa tahu ada sesuatu yang bisa dipelajari. Tapi makin jauh saya membaca, makin terlihat bahwa buku ini hanya kumpulan dongeng. Bukan dongeng anak-anak. Tapi dongeng untuk orang dewasa yang tidak mau menerima kenyataan bahwa tidak semua orang bisa jadi luar biasa.
Penulis menyingkirkan peran bakat. Dia bilang bakat tidak penting. Padahal bahkan anjing pun menunjukkan perbedaan. Anjing Golden Retriever dan Chihuahua kalau diberi latihan yang sama hasilnya tetap beda. Golden bisa jadi anjing penyelamat. Chihuahua tetap gonggong-gonggong tak jelas. Lalu dia bawa cerita tokoh-tokoh besar, tapi tidak pernah menjelaskan konteks sosial mereka. Seolah Steve Jobs akan tetap sukses meskipun lahir di pedalaman Afrika.
Craig Wright ini Yahudi. Dia kuliah di tempat terbaik, dikelilingi oleh sistem, dana, dan jaringan yang menunjang. Tapi dia dengan santainya menyuruh semua orang percaya bahwa kamu juga bisa jadi jenius asal kamu berpikir beda. Ini bukan sekadar penyederhanaan. Ini kebohongan. Bahkan penipuan. Dia menjual kemungkinan 1% kepada 99% orang yang tidak sadar sedang ditipu.
Saya tidak benci orang pintar. Saya juga tidak menolak semangat. Tapi saya benci kebohongan yang dibungkus dengan kutipan keren dan narasi palsu tentang kejeniusan. Buku ini bukan membantu orang jadi jenius. Buku ini membuat orang yang tidak jenius merasa mereka sedang dalam jalur yang benar padahal mereka sedang muter-muter di jalan buntu.
Dan ini berbahaya. Karena orang yang salah arah tapi percaya diri akan lebih sulit disadarkan daripada orang yang tersesat tapi sadar sedang tersesat. Buku ini memperkuat ilusi. Memberi harapan palsu. Dan karena ditulis oleh orang bergelar PhD, pembacanya tidak sempat curiga bahwa mereka sedang dibodohi.
Buku ini bukan sains. Ini brosur motivasi versi akademisi. Dan saya muak.
Saya tidak ingin jadi jenius. Saya hanya tidak ingin jadi bodoh. Dan buku ini, kalau dibaca oleh orang yang belum cukup berpikir kritis, justru akan membuat mereka makin jauh dari cerdas.
Kalau kamu tanya saya, buku ini harusnya dibakar sebelum dibaca.
Komentar
Posting Komentar