APAKAH TUHAN ITU ADA?

Perdebatan ini sudah muncul cukup lama, mulai dari bapak-bapak diwarung kopi, para filsuf, saintis, sampai agamawan. beberapa tokoh terkenal dipihak atheis Richard Dawkins, Christopher Hitchens, Sam Harris, Daniel Dennett, Ayaan Hirsi Ali, Lawrence Krauss, Steven Weinberg, Bertrand Russell, dan Friedrich Nietzsche. dipihak kristen ada William Lane Craig, John Lennox, Ravi Zacharias, Frank Turek, Alister McGrath, Dinesh D’Souza, Greg Koukl, James White, dan Douglas Wilson. dipihak muslim ada Ahmed Deedat, Zakir Naik, Shabir Ally, Hamza Tzortzis, Ali Ataie, Mohammed Hijab, Farid Responds (Farid al-Bahraini), Adnan Rashid, Dr. Bilal Philips. dipihak agnostik ada Thomas Huxley, Carl Sagan, Neil deGrasse Tyson, Noam Chomsky, Susan Blackmore, Michael Shermer, E. O. Wilson, Stephen Jay Gould, David Eagleman. dan banyak sekali pihak-pihak lain yang juga ikut nimbrung dalam percakapan ini.


menurut saya percakapan mereka sangat seru dan bermanfaat, saya membaca buku-buku dari mereka yang menulis buku, menyaksikan mereka di Youtube lewat podcast dan acara debat, ada argumentasi yang saya setuju dan ada juga yang tidak dari masing-masing pihak. Namun demikian, saya akui bahwa mereka adalah orang-orang yang hebat membangun argumentasi, mereka orang yang pintar dalam membangun logika pembelaan mereka.

saya sendiri sebenarnya sudah cukup lama memikirkan hal ini karena hal ini saya anggap penting. Mengapa penting?

  1. Jika Tuhan tidak ada, mengapa harus susah-susah membuang waktu dan uang untuk ritual absurd?
  2. jika ada dan kita salah pikir bahwa ia tidak ada maka tentu kita akan binasa dan ini sesuatu yang berbahaya.
  3. Namun jika dia ada, apa bukti yang cukup untuk mengatakan bahwa Tuhan itu ada?
  4. Kalau ada bukti yang cukup, lantas yang mana dia? Tuhan versi Kristen? Islam? atau dia Zeus?
Saya sendiri menyaksikan debat mereka melihat absurditas dari dua belah pihak, misalnya Atheis, mereka mengatakan kalau Tuhan itu, apapun definisi para Teis maka tetap tidak bisa diverifikasi secara ilmiah. Mungkin kedengarannya masuk akal tapi menurut saya ini sangat absurd, kenapa?

Ingat, peristiwa black death. Dulu Yersinia pestis yang ada di kutu tikus itu tidak bisa diuji secara ilmiah. Tapi tidak bisa bukan karena tidak bisa melainkan belum bisa. Tapi, kita tidak bisa menolak keberadaan Yersinia pestis karena kita melihat dampaknya langsung yaitu black death dan kita tidak bisa menjelaskan fenomena black death. Jika bumi ini dibentuk oleh big bang dan belum bisa dijelaskan secara detail, apa bedanya dengan berbagai asumsi black death saat itu? 



pemikiran seperti ini menurut saya adalah "epistemic humility" alias kerendahan hati epistemik yang sering dilupakan oleh para atheis terutama mereka yang merupakan seorang saintis, saya yakin bahwa mereka pasti menyadari hal ini dan tidak sebodoh itu karena mereka pasti juga belajar filsafat, logika berpikir ilmiah, termasuk melatih diri mereka untuk terus menerus skeptis namun mungkin mereka tidak mau mengakui hal ini karena ego yang ada didalam diri mereka.

namun bukan berarti saya membela Theis karena Theis ini juga sama absurdnya, mereka paling sering standar Ganda. umat kristiani misalnya, mereka menyebut bahwa peristiwa isra miraj Nabi Muhammad (Nabi terakhir Muslim) sebagai peristiwa yang tidak masuk akal, mereka akan menuntut bukti empiris tapi mereka tidak sadar bahwa kisah Elia (Nabi orang Yahudi yang diimani juga oleh umat kristinani) yang naik ke surga dengan kereta berapi dan kuda berapi juga tidak bisa dibuktikan secara empiris. Saya tidak mengatakan salah loh saya, saya katakan bahwa ketika kita menuntut suatu pembuktian empiris dari kisah agama orang lain maka kita juga harus bisa membuktikan secara empiris kisah agama yang kita anut. Maksud saya adalah, tidak boleh standar Ganda, jika seseorang mengatakan doraemon fiksi namun meyakini bahwa Harry Potter adalah kisah Fakta maka ini adalah standar ganda dalam membuat sebuah penilaian.

Hati-hati menangkap argumentasi saya, saya tidak mengatakan bahwa kisah-kisah di Alkitab atau Al-Quran dan Hadist adalah kisah fiksi atau tidak benar, saya mengkritik cara orang memandang kisah-kisah didalamnya sambil standar ganda ketika membela keimanan mereka.

Menurut saya Theis sangat terbatas, ia menilai seolah-olah dunia ini hanya hitam dan putih, kalau Agamamu salah artinya Agamaku yang benar. Padahal, dunia ini dipenuhi begitu banyak variabel dan jika ada dua argumen yang berbeda maka bukan berarti salah satunya harus benar jika salah satunya salah, jika keduanya tidak mungkin benar maka ada variabel lain yang juga memungkinkan yaitu keduanya mungkin saja salah.

Karena saya sudah mengkritik Atheis dan Theis, jangan sampai Anda menuduh saya membela agnostik jadi saya harus berlaku adil. Agnostik sering dianggap jalan tengah yang aman, tapi kalau dilihat dari kacamata ilmiah, sebenarnya agak problematik. Bukannya mencoba menguji atau membantah klaim tentang Tuhan atau realitas gaib, agnostik justru berhenti di “nggak tahu” dan menganggap itu sudah cukup. Padahal dalam sains, kalau kita nggak tahu sesuatu, tugas kita justru mencari tahu dan bukan pasrah. Jadi, alih-alih jadi posisi netral yang kritis, agnostik malah terkesan pasif: tidak menyelidiki lebih jauh, tapi juga tidak menolak. Dalam dunia berpikir rasional, itu seperti menggantung logika di tengah jalan.

memang ada agnostik aktif yang mengatakan belum tahu dan terus mencari tetapi agnostik aktif sama absurdnya, mereka tidak pernah membuat tesis untuk diuji, terlalu berhati-hati hingga kehati-hatian itu berpotensi menyesatkan mereka, mereka tidak berani membuat hipotesis, mereka hanya tahu membongkar tetapi tidak membangun apapun. Mereka ingin terlihat cerdas namun mereka bukan Einstein sebab Einstein bukan saja membongkar newton tapi menyusunnya kembali menjadi lebih dalam. Hal inilah yang membuat saya tidak suka dengan posisi agnostik aktif dan saya tidak pernah mau berdiri diposisi ini.

saya paham bahwa memang manusia seringkali terjebak dalam biasnya, saya juga membaca paper ilmiah seperti Differences in decisions affected by cognitive biases: examining human values, need for cognition, and numeracy karya Regis K. Kakinohana & Ronaldo Pilati, Cognitive biases and mindfulness karya Philip Z. Maymin & Ellen J. Langer dan banyak lagi paper2 serupa baik dari sudut pandang psikologi ataupun neurosains. Saya tahu bahwa seringkali manusia mau mendengar dan melihat apa yang mereka inginkan dan bukan realitas ontologis yang dibuktikan dengan bukti empiris, namun saya hanya ingin katakan, jika pembelaannya lagi-lagi ke iman maka sebenarnya diskusi seperti ini sudah tidak bisa dilanjutkan dan runtuhlah semua forum diskusi ini karena iman tidak dapat difalsifikasi dan segala sesuatu yang tidak dapat difalsifikasi, diskusinya hanya akan berputar-putar disana.

seperti apa yang ditulis oleh Carl Sagan dalam bukunya yang berjudul "The Demon-Haunted World", disana Carl sagan menuliskan "Bayangkan saya berkata pada Anda, ada naga tak kasat mata yang menghembuskan api tak berwujud tinggal di garasi saya." Kamu tentu penasaran dan berkata: “Saya mau lihat!” Tapi saya bilang: “Oh, dia tak kasat mata.”, Kamu coba tabur tepung di lantai garasi? “Tidak bisa, dia melayang.”, Kamu mau pasang alat deteksi panas? “Sayangnya dia menghembuskan api tak terdeteksi.”, Kamu coba sensor gerak? “Dia tidak punya massa.”

Lalu Sagan bilang:

Apa bedanya antara naga tak terdeteksi dan tidak adanya naga sama sekali?

Tulisan ini tidak mengajak Anda untuk menjadi Theis, Atheis, atau Agnostik. Tulisan ini mengajak Anda untuk merenungkan kembali apa yang selama ini Anda yakini.

Apakah Anda benar-benar yakin bahwa Anda menjadi Atheis karena sains atau karena ego Anda?
Apakah Anda benar-benar yakin sebagai Theis atau hanya membela kepercayaan nenek moyang Anda?
Apakah Anda benar-benar yakin sebagai Agnostik? atau karena Anda terlalu takut mengambil sebuah tesis dalam hidup Anda?

Saya sendiri? saya pikir itu Privasi dan itu tidak penting bagi hidup Anda, yang terpenting adalah kepercayaan Anda karena tindakan Anda akan bergentung dengan isi kepala Anda yaitu apa yang Anda percayai.

Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan Populer