KESENANGAN ADALAH KESEDIHAN

    Hari ini anjing kami mati, Brown namanya. Anjing coklat dengan bulu tebal yang telah kami pelihara sekitar 7 bulan lamanya, Anjing ini adalah anjing favorit kami, gonggongannya nyaring, ia juga lebih pintar dari anjing-anjing lainnya. Tentunya kami bersedih, namun kematian Brown juga menjadi sebuah pembelajaran berharga dan renungan mendalam khususnya bagi saya.


    masih teringat betul, Brown kecil datang dengan bulu lebatnya dan masih sangat polos, Brown memang bukan anjing sempurna, layaknya anjing lain terkadang mengesalkan tingkah lakunya, walaupun demikian, Brown sudah menjadi seperti keluarga sendiri, sebagai orang yang sering memberi Brown makan, memandikannya, tentu ini sebuah momen yang sangat menyedihkan, tetapi apa mau dikata, semua sudah terjadi, Brown sudah pergi untuk selamanya.


    saya mengatakan bahwa saya belajar dari kejadian ini diparagraf awal tulisan ini, saya belajar bahwa ketika ada kesenangan maka kita harus siap dengan kesedihan dan levelnya akan setara antara keduanya. Contoh yang dapat saya berikan, ketika kita punya motor baru dan kita sangat senang maka ketika suatu saat motor itu tidak lagi bersama kita seperti hilang dicuri orang maka level kesedihannya akan sama dengan kesenangan yang pernah kita nikmati.


    yang membuat semua itu adalah emosi kita yang dipermainkan, ada persepsi dan memori disana, kesedihan yang kami dapatkan karena kami mempersepsikan Brown sebagai sesuatu yang berharga, kami juga punya memori bersama Brown, terutama saya karena saya yang paling dekat dengan Brown. Namun begitulah hukum kehidupan, kesedihan setelah kesenangan sama seperti hujan setelah panas, kita tak pernah bisa menolak hukum yang telah ditetapkan bagi diri kita.


    walaupun Brown tidak mati hari ini, suatu saat pasti kejadian ini akan terjadi, tinggal menunggu waktu saja dan kesedihannya akan sampai seperti seorang anak yang dengan pasti akan merasakan kesedihan ketika orangtua mereka meninggal dunia. Tidak ada satupun didunia ini, setidaknya dengan teknologi saat ini yang dapat menolak takdir kesedihan ini, semua sudah diatur dan semua sudah dipastikan.


    ketika ada pertemuan pasti ada perpisahan, ketika kita terlalu mencintai mungkin disaat itulah petakanya muncul, kita akan merasakan kehilangan mendalam entah itu pada benda, hewan, tumbuhan, atau orang yang kita cintai, semuanya memang sudah begitu adanya. Makanya ada istilah, cintai secukupnya seperti membenci secukupnya karena pada dasarnya berlebihan itu memang tidak baik, tidak jarang cinta yang berlebihan malah menjadi patologi bahkan orang berpikir bunuh diri ketika sesuatu yang ia cintai telah tiada.


    akhir kata saya akan tutup dengan sebuah ayat Alkitab Pengkhotbah 3:1-8

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.

Komentar

Postingan Populer