MOYUNG

    Tahun 2015 saat saya masih menempuh pendidikan S1 saya bercerita dengan dosen saya, katanya gajinya 3 juta rupiah/bulan, saat itu gajinya adalah uang bulanan saya yang dikirim oleh orangtua saya kepada saya yang masih mahasiswa, sungguh menyedihkan gajinya. 10 tahun berlalu, gajinya saat ini adalah 4 juta rupiah, ada kenaikan 1 juta rupiah tetapi kenaikan ini tidak sebanding dengan kenaikan harga barang. 


    Tahun 2015 harga minyak tanah 2.500 rupiah/liter namun saat ini (tahun 2025) harga minyak 18.000 rupiah/liter, ini hanya gambaran umum dan tentu saja disetiap daerah berbeda tetapi kenaikan signifikan ini terjadi diseluruh daerah karena kenaikan ini berasal dari pusat. Gaji Dosen tadi naik 33,33% sedangkan harga minyak tanah naik 620%, itu baru minyak tanah, belum bahan bakar lainnya. Itu sebabnya harga-harga lain menjadi naik seperti makanan, pakaian, dan hal-hal lain, bayangkan dosen yang dulu miskin kini bertambah miskin lagi, saya tahu betul dosen ini rumahnya kecil, handphonennya yang paling murah, dan masih naik motor ke kampus, sungguh diperbudak dirinya oleh dunia ini.

    

    saya sebagai seorang perokok tahu betul kenaikan harga ini tidak masuk akal, 10 tahun lalu harga rokok tidak semahal saat ini, kenaikan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap harga rokok, apa-apa memang serba naik, kalau seseorang tidak berubah dalam 20 tahun kedepan, kayaknya orang-orang ini bersama keluarganya akan makan kecoa. Kelas menengah turun, daya beli turun, sebenarnya bukan turun tapi karena mereka tidak punya uangnya.


    ini terjadi pada dosen loh, belum lagi terjadi pada mereka yang hanya mengenyam pendidikan SMA dan hanya digaji 1,5 juta/bulan. Jangan bilang tidak ada, saya menggunakan indra saya dan melihat semua keadaan tersebut didepan mata, mereka benar-benar menjadi budak dimana bekerja melebihi batas waktu tetapi menerima gaji yang sangat kecil, mereka sangat-sangat menderita tetapi takut resign karena mencari kerja begitu sulit, mereka pada akhirnya memiliki masa depan yang suram, belum lagi mereka harus membesarkan anak-anak yang mungkin saja nasibnya sama.


    banyak orang tidak memikirkan masalah ini, mereka tidak sadar inflasi menggeruk mereka secara perlahan dan kalau mereka tidak segera mencari solusi maka makan kecoa adalah solusi terakhir, ini mengerikan dan semua kelas menengah sedang menuju kesana, kelas menengah hanya punya dua pilihan yaitu makan kecoa atau menjadi sangat kaya, tidak akan ada lagi kelas menengah dengan kenaikan komoditi dan bahan lain secara gila-gilaan. Kalau Anda tarik data yang mengerikan ini kebelakang, setiap 1 tahun, beberapa harga barang naik secara eksponensial dan itu sebabnya saya katakan bahwa kelas menengah akan makan kecoa.


Bagaimana dengan Anda?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUBJEKTIF, OBJEKTIF, DAN INTERSUBJEKTIF

AREA KEHIDUPAN

KIMIA DASAR MATERI 1 - ATOM