TSUKUYOMI

    Kalau pembaca sekalian pernah menonton anime naruto atau membaca manganya maka pembaca sekalian tidak asing dengan istilah Tsukuyomi, bagi pembaca yang tidak tahu, Tsukuyomi adalah teknik genjutsu tingkat tinggi di anime naruto dimana orang yang terkena genjutsu ini akan berada didalam mimpi yang membuat mereka melihat realitas lain dimana semuanya damai, aman, indah, bahkan semua luka batin mereka seolah tidak pernah terjadi, alias secara sederhana mereka terperangkap dalam ilusi.


    banyak orang yang sebenarnya terperangkap dalam Tsukuyomi, namun mereka tidak sadar bahwa mereka terperangkap dalam Tsukuyomi. Misalnya, para pengusaha yang baru merintis dan memiliki motivasi untuk menjadi pengusaha sukses dengan melihat role model pengusaha lain yang sudah sukses tanpa mempertimbangkan timing dan modal yang dimiliki oleh pengusaha tersebut. Kita ambil contoh nyata, di Timika, pengusaha yang sukses ada Pak Gunawan (Toko Bangunan), Pak Chang (Pakan Ayam), Pak Ahong (Bengkel Motor), Ibu Ahoa (Elektronik), Pak Henry (Toko Handphone), mereka semua sukses karena mereka berada di waktu yang tepat, mereka muncul dan mengembangkan bisnis mereka ditahun 90an dimana pesaing sangat minim, mau tidak mau, mahal tidak murah, orang pasti lari ke mereka karena tidak ada pilihan.


    ditahun 90 sampai 2000 awal, sangat mudah berbisnis di Timika, apapun dijual dengan modal sekecil apapun pasti sukses namun berbeda setelah tahun 2020, pesaing sangat banyak, regulasi menjadi ketat, pajak menjadi tinggi, aturan bahkan berubah sana sini. Banyak pengusaha yang membeli ruko di jalan Budi Utomo hancur lebur setelah jalan tersebut dibuat satu arah dimana sebelumnya dua arah, ekonomi Budi Utomo menjadi merosot, padahal kalau dilihat  disitulah pusat bisnis-bisnis besar berdiri seperti Pizza Hut, KFC, Momoyo, dan berbagai bisnis besar lainnya.


    Pengusaha yang terjebak Tsukuyomi berpikir bahwa mereka dengan modal kecil dapat mengulangi kesuksesan Pak Gunawan, Pak Chang, atau pengusaha sukses lainnya padahal jelas mereka berada diwaktu yang berbeda. Kalau buka bengkel dengan fasilitas seadanya dan lokasinya tidak lebih baik dari bisnis pak Ahong maka sebaiknya tidak usah dibuka karena pasti rugi, orang cari yang murah, lengkap, dan lokasinya dekat dengan wilayah mereka.


    Timika sudah menjadi kota besar, pembangunan yang masif membuat pajak dan regulasi didaerah Timika berubah 180 derajat dibanding sebelumnya. Timika sudah seperti Jakarta, persaingan terlalu ketat sehingga kalau tidak punya uang yang banyak, otak yang encer, koneksi yang kuat, maka akan mati kalau mau bersaing dengan para Naga Timika.

Komentar

Postingan Populer