LEVEL PEMBELAJARAN
Belajar itu ada levelnya, sayangnya banyak orang tidak naik level saat belajar sehingga mereka tidak pernah menguasai ilmu dengan sepenuhnya. pada artikel ini, saya akan paparkan level pembelajaran tersebut dimana level utama adalah tontonan, level kedua adalah tuntunan, dan level ketiga adalah tantangan. Setiap level memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, setiap level memiliki energi yang berbeda dan setiap ilmu baru yang dipelajari pastilah dimulai dari level awal, mari kita uraikan level pembelajaran tersebut.
level pertama adalah tontonan, misalnya kita belajar ilmu kimia maka kita akan menonton terlebih dahulu penjelasan tentang atom, tentang materi, dan berbagai penjelasan dalam ilmu kimia. Selama menonton kita memanfaatkan indra kita, indra penglihatan dan pendengaran, tentu saja dalam tahap ini kita belum bisa apa-apa dengan ilmu kimia, kita tidak lantas menjadi ilmuwan kimia yang membuat suatu obat atau mereaksikan bahan kimia untuk keperluan industri. Tahap tontonan adalah tahap terendah, kita hanya dituntut tahu dan bukan mengaplikasikan ilmu tersebut.
setelah kita melewati tahap tontonan maka selanjutnya adalah tuntunan, dengan memahami ilmu kimia secara teoritis tentu kita mulai bisa mengaplikasikan ilmu kimia. Kita mulai bisa menganalisis kandungan obat misalnya, menentukan kapan suatu obat expired, bahkan kita bisa mensintesis senyawa tertentu dengan tuntutnan ilmu kimia. Saya mencontohkan ilmu kimia disini namun tidak lantas harus ilmu kimia, semua ilmu akan mengalami tahap ini. Pada tahap tuntunan kita dituntut untuk bisa mengaplikasikan ilmu kita, kadang orang gagal dilevel ini, mereka terlalu banyak mengetahui teori tentang A, B, C atau D tetapi mereka tidak bisa mengaplikasikannya.
sebagai orang yang pernah mengajar bertahun-tahun diperguruan tinggi, saya tahu betul bahwa cukup banyak orang bisa menyelesaikan level tontonan, mereka bisa menghafal definisi, menghafal sifat-sifat dan memahami konsep, namun seringkali mereka gagal dilevel tuntunan. Pada saat saya memulai bisnis saya, saya seringkali menemukan kandidat yang juga gagal dilevel tuntunan, IPKnya begitu tinggi namun ketika disuruh mengaplikasikan ilmunya, yang saya temukan adalah nol besar alias dia tidak bisa apa-apa.
lain tontonan, lain pula tuntunan, begitu juga level ketiga yang merupakan tantangan. Pada level tantangan, kita tidak hanya bisa mengaplikasikan ilmu tetapi kita harus berkontribusi terhadap pengetahuan, sesulit-sulitnya mengaplikasikan ilmu lewat konsep yang dipahami, jauh lebih sulit level ketiga ini, itu sebabnya ia disebut sebagai tantangan. Tantangan itu adalah membuat sesuatu yang baru berdasarkan ilmu yang sudah ada, ini memerlukan pemikiran yang mendalam dan pengujian yang sangat kompleks. Mereka yang berhasil melewati level tantangan misalnya mereka para peraih nobel atau pengembang teknologi, para enginner di perusahaan Huawei misalnya, mereka bukan lagi pada level tuntunan, mereka tidak sekedar membuat teknologi berdasarkan konsep yang mereka pahami tetapi mereka harus inovatif agar produk mereka terus berkembang dari waktu ke waktu.
kalau kita bisa menyederhanakan, tontonan adalah mengetahui bahwa baut dapat dibuka dengan alat berupa obeng, tuntunan adalah mempraktekan konsep yang dipahami, dalam hal baut jika tidak ada obeng maka kita bisa menggunakan gunting, ini namanya pehaman konsep. Tantangan adalah menciptakan obeng yang bisa berputar sendiri sehingga kita bisa menghemat waktu dan tenaga.
itulah tiga level belajar, semoga bermanfaat dan semoga ilmu para pembaca sekalian tidak hanya berhenti di tontonan, tetapi bisa sampai pada tuntunan, dan syukur-syukur kalau pembaca mau tekun pasti punya kesempatan untuk sampai kepada penyelesaian tantangan.
Komentar
Posting Komentar