BELAJAR BISNIS DAN INVESTASI DARI PAULUS
Paulus adalah rasul bagi orang katolik dan sebagian besar orang kristen, Paulus dianggap sebagai orang yang paling giat memberitakan injil setelah kematian Yesus Kristus. Pada Alkitab atau Kitab Suci umat kristen di 2 korintus 9 ayat 6, Paulus berkata :Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga". dimana ayat ini banyak di framing bahwa kalau kita ingin sukses maka taburlah yang banyak atau kalau kita ingin kaya maka beranilah bekerja keras dan berinvestasi yang besar.
walaupun demikian, saya memiliki sudut pandang berbeda tentang ayat tersebut, karena Paulus tidak pernah menjelaskan apa yang dituai, entah itu keuntungan atau kerugian. Kita bisa lihat Tahun 1996 dimana banyak pengusaha baru mengambil utang Bank, membuka cabang untuk usahanya, dan mendisverfikasi usaha serta investasinya, mereka habis-habisan tetapi ditahun 1998 terjadi goncangan ekonomi yang luar biasa, rupiah naik ribuan persen hingga para pengusaha itu kesulitan membayar utang mereka dan harus menerima pailit atas usaha-usahanya.
menabur banyak menuai banyak, saya setuju namun menabur banyak pasti menuai keuntungan banyak hanyalah sebuah ilusi. Menabur banyak bisa saja menuai keuntungan banyak tetapi bisa pula menuai kerugian yang besar, sebab kita tidak pernah tahu masa depan, tidak ada yang pernah memprediksi The Great Depression di USA, tidak ada yang pernah memprediksi krisis ekonomi tahun 2010 di asia, termasuk tidak ada yang pernah memprediksi peristiwa pandemi COVID-19 yang memporak-porandakan ekonomi diseluruh dunia.
hendaklah kita menabur dengan kerelaan hati, kalau kita siap kehilangan 100 juta rupiah maka kita dapat menabur 100 juta rupiah tetapi kalau kita tidak siap kehilangan 100 juta rupiah maka jangan menabur 100 juta rupiah. Bisnis dan Investasi adalah produk yang sangat beresiko, tidak ada jaminan sukses, maka karena tidak ada jaminan maka kita harus mempersiapkan mental untuk kehilangan separuh atau seluruhnya yang sudah kita investasikan.
siap artinya kita bertanggungjawab terhadap kehilangan tersebut, siap bukan sekedar berani tetapi mempertaruhkan untung rugi keluarga. Misalnya, kita siap kehilangan seluruh tabungan kita tetapi kita tidak siap bertanggungjawab terhadap uang sekolah anak, makan anak, nafkah istri, maka itu adalah sebuah kebodohan yang hakiki karena sejatinya kita bukan siap tetapi nekat. Siap saat mendung adalah ketika kita punya payung dan jas hujan sementara ketika mendung kita hanya siap secara mental dan berani menerobos air maka sesungguhnya kita tidak siap tetapi sekedar berani.
masalahnya adalah, diguyur hujan dan diguyur badai ekonomi itu resikonya beda, dampaknya juga beda, orang-orang yang akan mendapatkan dampak kerugian juga berbeda. Kalau kita tidak siap kehilangan apapun, maka sebenarnya kita juga tidak siap mendapatkan apapun, itu sebabnya paulus mengatakan bahwa yang menabur sedikit akan menuai sedikit, seperti para karyawan yang resikonya hanya dipecat, mereka tidak akan pernah mencapai kekayaan milyaran atau triliunan rupiah.
Komentar
Posting Komentar