KECERDASAN DAN PENCAPAIAN
setiap manusia lahir berbeda-beda dan perbedaan ini juga nampak dari kecerdasan yang mereka miliki, ada yang cerdas dibidang keuangan, akademik, fisik, sosial, ataupun seni. ada yang cerdas disalah satunya, ada yang cerdas didua bidang, bahkan ada yang tidak cerdas sama sekali. Perbedaan ini tentunya muncul karena genetika dan lingkungan, namun tidak ada orang yang bisa cerdas disegala bidang, lihat saja Newton yang bisa begitu cerdas dibidang akademik tetapi tidak cerdas secara sosial alias emosional (Isaac Newton | Biography, Facts, Discoveries, Laws, & Inventions | Britannica)
ada orang yang lahir diberkahi dengan kecerdasan keuangan, mereka bisa menjadi sangat kaya karena mereka memiliki bakat menjadi kaya, tidak peduli kondisi awal mereka miskin atau tidak seperti prajogo pangestu (Prayogo Pangestu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas), ciputra (5 Pengusaha Sukses di RI yang Dulu Hidup Susah), dan banyak pengusaha lainnya. kecerdasan ini sangat sulit dilatih jika tidak disertai bakat, sekalipun orang itu lahir dalam ekonomi yang baik atau kaya raya tetap saja mereka akan menjadi miskin kalau mereka tidak memiliki kecerdasan keuangan (Dulu Kaya Raya, Pengusaha Ini Mendadak Bangkrut dan Hidup Miskin - merdeka.com)
begitu juga dengan kecerdasan lain seperti kecerdasan fisik, semua orang bisa jadi pemain bola, beberapa orang punya kesempatan yang sama dengan Ronaldo dan Messi tetapi tetap saja Ronaldo dan Messi yang terbaik dizamannya. mereka menjadi pusat perhatian dunia, mereka bekerja keras sama dengan yang lain tetapi mereka tak mampu menyaingi ketenaran dan popularitas dari kedua bintang sepak bola tersebut.
kecerdasan ini juga tak ada hubungannya dengan agama, misalnya Einstein yang seorang Yahudi, Marie Curie yang seorang Atheis, John Lennox yang seorang Kristen, mereka semua berbeda agama namun mereka memiliki kecerdasan akademik yang baik. Kecerdasan juga tak ditentukan oleh suku tertentu, C. V. Raman adalah orang india tetapi ia menerima nobel fisika, Yang Chen-Ning adalah orang china, Masatoshi Koshiba adalah orang jepang namun keduanya juga menerima nobel fisika.
memahami ini dapat membantu kita bahwa kita tidak boleh ngoyo (peribahasa jawa yang artinya memaksakan diri), tetapi kita harus mencari dimana kemampuan kita dan kita fokuskan diri kita kesana. Jika kita tidak ahli dibidang musik maka jangan ngoyo dibidang musik, kalau kita tidak ahli bisnis maka jangan buka bisnis, banyak orang tidak sukses dan tidak membuat pencapaian terbaik mereka karena mereka ngoyo, sudah diciptakan sebagai atlit dengan fisik yang bagus tetapi ngoyo buka bisnis karena kebelet kaya.
tentu, ini bukan sekedar opini bodoh, banyak sekali penelitian ilmiah yang terindeks dengan sangat ketat yang membuktikkan hal ini. sebuah paper yang ditulis oleh Boubacar Diallo dengan judul Entrepreneurship and genetics: New Evidence mengungkapkan Kemampuan mencerna laktosa (lactase persistence), yang diwariskan sejak ratusan tahun lalu, ternyata berkaitan dengan tingkat kewirausahaan seperti jumlah wiraswasta dan pemilik bisnis di masa sekarang. Jadi, genetik bisa ikut menentukan pola kewirausahaan, meskipun pengaruh dari budaya dan lingkungan juga penting. (Entrepreneurship and genetics: New Evidence - ScienceDirect)
Nicos Nicolaou dan Scott Shane juga mendukung bahwa genetik mempengaruhi kecerdasan termasuk kecerdasan kewirausaahan, penelitian mereka menggunakan teknik genetika kuantitatif pada sampel 347 pasang kembar monozigot dan 303 pasang kembar dizigot dari database MIDUS untuk menguji pengaruh faktor genetik terhadap perbedaan orang dalam kecenderungan menjadi wiraswasta atau memilih pekerjaan lain. Hasilnya menunjukkan bahwa kecenderungan untuk menjadi wiraswasta, baik saat ini maupun sepuluh tahun lalu, dipengaruhi oleh faktor genetik, tanpa pengaruh dari lingkungan yang sama(Entrepreneurship and occupational choice: Genetic and environmental influences - ScienceDirect).
Komentar
Posting Komentar