TAKDIR DAN NASIB
dalam kehidupan ini ada yang namanya takdir dan ada yang namanya nasib, takdir adalah segala sesuatu yang tidak bisa kita ubah sedangkan nasib adalah sesuatu yang berada didalam kontrol kita. kondisinya bisa sama, namun kondisi yang satu bisa karena takdir sedangkan kondisi yang lain terjadi karena nasib.
saya akan berikan contoh sederhana, misalnya ada dua orang yang tidak lulus sekolah dasar. tidak lulus sekolah dasar adalah kondisi sedangkan penyebab tidak lulus sekolah dasar bisa karena takdir dan bisa juga karena nasib, misalnya si A tidak lulus sekolah dasar karena orang tuanya miskin dan tidak mampu bayar sekolah, pemerintah juga tidak mau membantu si A karena tidak punya program beasiswa, si A akhirnya tidak lulus sekolah dasar, itulah yang disebut dengan takdir. sedangkan si B, sama2 tidak lulus sekolah dasar namun alasan si B tidak lulus sekolah dasar karena si B nakal, sering bolos, sering tidak mengerjakan PR, kurangajar dengan guru, sudah dipindahkan berkali-kali oleh bapaknya si B ke sekolah lain namun terus terulang dan terulang, itulah yang disebut nasib.
kita tidak bisa memilih takdir, kita tidak bisa mengontrol takdir, namun kita bisa memilih nasib kita. saya ingat betul bagaimana ekonomi keluarga saya porak-poranda karena krisis di Tahun 1998, padahal keluarga saya sudah bekerja sangat keras, bangun lebih pagi dan tidur lebih malam namun kejadian di tahun 1998 tentu diluar kontrol keluarga saya. Masalah tentu datang tidak berhenti, tahun 2002 ketika kami diberi hadiah oleh Tuhan, sosok adik perempuan yang cantik dan cerdas namun sekali lagi takdir berkata lain, adik saya terkena Leukimia, saat itu belum ada program pemerintah seperti BPJS sehingga kami harus keluar uang habis-habisan untuk biaya pengobatan, rumah kami tambah luas dari waktu ke waktu karena barang-barang dijual jualin.
Tahun 2006 adalah kondisi terparah keluarga kami, ketika kami jatuh miskin disaat itu pula kami harus menerima kondisi dimana adik perempuan saya satu-satunya harus meninggal dunia. Walaupun demikian, orangtua saya adalah orangtua yang bermental baja dan bermental kesatria, mereka berjuang lagi dan lagi membangun ekonomi mereka sehingga saya bisa hidup layak dan bisa bersekolah, tidak kurang satu apapun dalam hidup saya, hingga kebutuhan yang sangat tersier seperti playstation (game play) juga dibelikan untuk saya.
namun begitulah kehidupan, tidak selalu berjalan mulus. kami ditipu oleh saudara ayah saya, saudara sedarah dengan tega menipu proses jual beli rumah hingga kami harus pindah, tidak hanya itu, kami juga harus mengalami badai ekonomi ketika krisis tahun 2010. Namun, orangtua saya tidak ingin saya hidup susah, mereka hidup dengan sangat hemat supaya kehidupan saya bisa tercukupi dengan sangat layak. setelah semua badai, ekonomi kami pulih hingga saya bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi, namun begitulah kehidupan, selalu ada permasalahan, 2018 terjadi bencanan alam di kota palu sehingga ekonomi kami jatuh kembali dan porak-poranda.
namun sekali lagi orangtua saya tidak menyerah, mereka terus berjuang hingga saya bisa mendapatkan gelar sarjana. Bahkan mereka terus menopang saya dan mensupport saya hingga bisa mendapat gelar S2 saya. Takdir dalam kehidupan saya adalah krisis 1998, adik kena leukimia, krisis 2010, ditipu keluarga, dan banyak kendala lain yang sangat-sangat berat yang tidak bisa saya ceritakan karena masalah privasi. Namun, gelar pendidikan saya adalah nasib karena jika saya tidak berjuang, jika saya malas, jika saya bolos, jika saya tidak menyelesaikan tugas akhir, maka mungkin saya berakhir sebagai pecundang dalam hidup karena menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
banyak saya temui cerita, yang saya saksikan dengan mata kepala saya, banyak orang yang memiliki takdir yang bagus, orangtua mereka mampu bahkan lebih dari cukup dalam segi ekonomi namun mereka kuliahnya malas-malasan, mereka tidak belajar dengan sungguh-sungguh hingga mereka tidak pernah meraih gelar sarjana sedikitpun.
semoga, artikel ini bisa menginspirasi Anda bahwa ketika takdir baik tidak selalu berpihak, setidaknya Anda punya kendali terhadap hal-hal yang bisa Anda kontrol atau saya lebih suka menyebutnya nasib Anda.
Komentar
Posting Komentar