PENIPUAN SEGITIGA

    apa yang saya tuliskan disini ditujukan sebagai bahan referensi, bukan untuk disalahgunakan. segala bentuk tindak pidana, adalah sepenuhnya tanggungjawab pembaca. saya selaku penulis tidak bertanggungjawab apa-apa terhadap segala bentuk tindak pidana yang terjadi.


    penipuan segitiga ini banyak jenisnya, segita yang pertama biasanya pelakunya satu orang, korbannya satu orang, dan alat bantu satu orang. pada kondisi ini, alat bantu tidak menjadi pelaku ataupun korban karena alat bantu tidak berbuat apa-apa sama seperti pisau yang dipakai menikam, pelaku adalah penikam dan korban adalah yang ditikam sementara pisau bukanlah pelaku ataupun korban, pisau bukan keduanya.


    kasusnya begini, pelaku menjual mobil dengan harga murah, dipasaran mobil tersebut harganya 300 juta rupiah sedangkan pelaku mengiklankannya dengan harga 100 juta rupiah dimedia sosial, pada iklan tersebut pelaku biasanya membuat alasan yang masuk akal seperti butuh biaya berobat atau butuh biaya untuk bayar utang. ketika korban melihat iklan, dia akan langsung menghubungi pelaku. pelaku akan langsung menghubungi pemilik mobil, mobilnya ada, mobilnya bukan fake. kemudian korban akan bertemu dengan pemilik mobil yang dalam hal ini pemilik mobil adalah alat bantu. kepada pemilik mobil, pelaku mengaku bahwa korban adalah saudara pelaku sementara kepada korban, pelaku juga membuat pengakuan yang sama. Pelaku memainkan social enginering, pelaku memainkan psikologi korban hingga akhirnya korban mentransfer uang kepada pelaku, pemilik mobil yang dalam hal ini tidak menerima uang tentu tidak mau melepaskan mobilnya dan akhirnya korban kehilangan uangnya.


    penipuan segitiga kedua, pelakunya dua orang alias komplotan dan korbannya sendiri. contoh kasusnya begini, pelaku pertama datang ke korban yang memiliki warung, pelaku menawarkan untuk menitip madu yang dijualnya kepada korban dan karena korban pikir aman maka titip jual itu di iyakan oleh korban. Pelaku kedua kemudian datang dua minggu kemudian, sengaja ada jarak waktu supaya korban tidak curiga, pelaku kedua memborong semua madu dari korban, dalam hal ini pelaku sangat niat karena harus mengeluarkan modal. Korban kemudian menyerahkan uang ke pelaku pertama, pelaku pertama menitip madunya kembali dan pelaku kedua membeli dari korban.


    kondisi ini biasanya terjadi dua sampai tiga bulan, rapport dibangun antara pelaku dan korban. Korban karena merasa kenal dengan pelaku pertama dan pelaku kedua berpikir bahwa keduanya dapat dipercaya dan toh selama ini keduanya selalu mendatangkan rezeki buat korban, yang korban tidak tahu bahwa kedua pelaku ini saling kenal dan memiliki niat jahat. Suatu hari, pelaku kedua datang kepada korban dan ingin membeli madu sebanyak 1000 pcs, pelaku kedua kemudian membayar DP 1 juta rupiah dengan alasan besok dia akan kembali dan membayar sisanya. Korban berpikir bahwa ini aman, korban kemudian merogoh kocek pribadinya untuk membeli madu dari pelaku pertama. seperti yang bisa dibayangkan selanjutnya, pelaku kedua dan pelaku pertama pada akhirnya sama-sama menghilang setelah berhasil mendapatkan uang korban.


    penipuan segitiga banyak jenisnya, banyak modusnya, biasanya memanfaatkan kesukuan, memanfaatkan agama, namun semuanya adalah grand design untuk menjatuhkan korban dalam perangkap mereka. selalu berhati-hati, no trust one, dan selalu ingat no free lunch.

Komentar

Postingan Populer