ASET VS LIABILITAS
pada saat saya menempuh sekolah menengah atas, disekolah saya ada pelajaran kewirausahaan, saat itu gurunya menjelaskan tentang aset dan liabilitas dimana gurunya mengatakan bahwa aset itu contohnya rumah dan liabilitas itu contohnya mobil. menurut saya, ini ajaran yang sangat bodoh karena semua hal itu bisa menjadi aset ataupun bisa menjadi liabilitas.
kita harus memahami bahwa aset adalah sesuatu yang memberikan nilai ekonomis kepada kita dan liabilitas adalah sesuatu yang memaksa kita mengeluarkan nilai ekonomis untuk membiayainya. rumah bisa saja menjadi aset jika rumah itu kita kontrakan dan memberikan penghasilan tinggi yang dapat mengcover inflasi dan biaya maintanance namun rumah bisa menjadi liabilitas ketika kita masih membiayai listrik dan segala biaya maintanance.
mobil bisa jadi aset kalau disewakan, mobil mewah bisa jadi aset kalau kita gunakan untuk personal branding untuk mendapatkan deal bisnis yang nilainya ratusan milyar, tetapi semuanya bisa jadi liabilitas jika mobil itu kita pakai buat bergaya saja. intinya bukan mobil, jam, atau apapun bentuk jenis barangnya tetapi apakah barang itu mendatangkan keuntungan atau memberi nilai ekonomis atau tidak pada diri kita.
kesalahan memahami aset akan membuat kita membeli hal-hal yang sebenarnya bukanlah sebuah aset, banyak teman saya mulai menyicil rumah yang mereka pikir itu aset sedangkan mereka tidak tahu mereka sedang dirampok secara tidak langsung oleh bunga riba bank dan inflasi. rumah yang mereka cicil juga buruk dan busuk, sehingga dijual juga akan sulit sekali. itu semua karena mereka diajari ekonomi oleh orang yang juga tidak paham ekonomi.
kalau kita bisa kasih kritik, kenapa para guru kewirausahaan atau guru-guru yang ngajarin ekonomi itu bisa salah dan sesat pada saat mengajar karena mereka pada dasarnya cuma ngafalin teori sedangkan mereka tidak benar-benar paham. itu sebabnya diantara mereka hanya bisa tinggal di kos-kosan atau hidup di BTN yang mereka cicil sampai mau mampus karena sering macet, mereka selalu mengatakan bahwa itu yang terbaik padahal hafalan tanpa pemahaman adalah penyesatan terbesar.
ketika orang miskin menuntun orang miskin lain untuk menjadi kaya itu seperti orang buta yang menuntun orang buta lain, satunya bodoh dan satunya sok tahu tentang dunia yang sebenarnya mereka tidak pernah pahami dengan baik, dengan hafalan buku teks sekolah tanpa mereka benar-benar paham, mereka ajarkan ke orang lain sebagai sebuah penyesatan.
Komentar
Posting Komentar